KONSEP DASAR PERENCANAAN BK


MAKALAH
MANAJEMEN BK
KONSEP DASAR PERENCANAAN BK
DOSEN : Barriyati, M. Pd
Disusun Oleh :
Nurhidayah: 1632001
Zakiatul Wahdani: 11632003
Puspita Nuriman: 11632005
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONTIANAK
FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH
JURUSAN BIMBINGAN KONSELING ISLAM
2018






KATA PENGANTAR
Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu di curahkan kepada Rasullah SAW. Berkat limpahan dan rahmatnya saya dapat menyelasaikan tugas makalah mata kuliah Manajemen Bk. Dalam penulisan dan penyusunan makalah ini, tidak semata-mata untuk menyelesaikan tugas melainkan untuk berbagi pengetahun dengan para pembaca atau pendengar, serta untuk menambah wawasan mahasiswa, khususnya fakultas IAIN Pontianak dan fakultas lain.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tugas ini bukanlah sebuah kesempurnaan, untuk itu diharapkan kritik dan saran yang bersipat membangun demi kesempurnaan makalah dan dapat memperbaiki guna untuk kemajuan bersama.
Semoga makalah ini memberi wawasan yang lebih luas tentang Konsep Dasar Perencanaan Bk. Penulis mengucapkan selamat membaca dan mempelajari, Semoga dengan rahmat Allah SWT dapat dipahami dan bermanfaat bagi mahasiswa khusunya dan masyarakat pada umumnya,Amin.
Pontianak,22 September 2018







 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Evaluasi merupakan bagian dari sistem manajemen yaitu perencanaan, organisasi, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi. Kurikulum juga dirancang dari tahap perencanaan, organisasi kemudian pelaksanaan dan akhirnya monitoring dan evaluasi. Tanpa evaluasi, maka tidak akan mengetahui bagaimana kondisi kurikulum tersebut dalam rancangan, pelaksanaan serta hasilnya. Tulisan ini akan membahas mengenai pengertian evaluasi pendidikan, tujuan evaluasi pendidikan, fungsi evaluasi pendidikan, dan prinsip evaluasi pendidikan.
Selama ini model kurikulum yang berlaku adalah model kurikulum yang bersifat akademik. Kurikulum yang demikian cenderung terlalu berorientasi pada isi atau bahan pelajaran. Berdasarkan hasil beberapa penelitian ternyata model kurikulum yang demikian kurang mampu meningkatkan kemampuan anak didik secara optimal. Hal ini terbukti dari rendahnya kualitas pendidikan kita dibandingkan dengan negara lain. Sebagai contoh bahwa di beberapa negara Asean menunjukkan bahwa keterampilan membaca siswa kelas IV SD berada pada tingkat terendah, untuk mata pelajaran matematika berada pada urutan ke 32 pada tingkat SLTP. Bukti ini hanya sebagian kecil saja dari keterpurukan output pembelajaran yang selama ini dikembangkan berdasarkan kurikulum akademik yang berlaku.
Dampak lain dari implementasi kurikulum akademik ini ternyata tidak mampu memberikan nilai etika, moral, dan nilai-nilai yang berlaku dalam kehidupan siswa dimanapun ia berada. Maka dengan adanya evaluasi diharapkan dapat memperbaiki aspek-aspek di atas sehingga model kurikulum yang diterapkan sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan.




BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Perencanaan BK
Merencanakan pada dasarnya menentukan kegiatan yang hendak dilakukan pada masa depan. Kegiaatan ini dimaksudkan untuk mengatur berbagai sumber daya agar hasil yang dicapai sesuai dengan apa yang diharapkan. Perencanaan adalah proses penentuan tujuan atau sasaran yang hendak dicapai dan menetapkan jalan dan sumber yang diperlukan untuk mencapai tujuan itu seefisien dan seefektif mungkin (Roger A. Kauffman, 1972) dalam setiap perencanaan selalu terdapat 3 kegiatan yang meskipun dapat dibedakan, tetapi tidak dapat dibedakan, tetapi tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lainnya dalam pproses perencanaan.
Ketiga Kegiatan itu meliputi:
1. Perumusan tujuan yang Ingin dicapai;
2. Pemilihan Program untuk mencapai tujuan itu;       
3. Identifikasi dan pengerahan sumber yang jumlahnya selalu terbatas.
Perencanaan merupakan tindakan menetapkan terlebih dahulu apa yang akan dikerjakan, bagaimana mengerjakannya, apa harus dikerjakan dan siapa yang mengerjakannya. Perencana juga serig disebut jembatan yang menghubungkan kesenjangan atau jarak  antara keadaan masa kini dan keadaan yang diharapkan terjadi pada masa yang akan datang. Meskipun keadaan dimasa depan yang tepat itu sukar diperkirakan. Karena banyak faktor diluar penguasaan manusia yang berpengaruh terhadap rencana. Tetapi, tanpa perencanaan kita akan menyerahkan keadaan kepada masa yang akan datang itu kepada kebetulan-kebetulan. Itulah sebabnya Koontz (1972) menyerahkan perencanaan sebagai suatu proses intelektual yang menentukan secara sadar tindakan yang akan ditempuh dan mendasarkan keputusan-keputusan pada tujuan yang hendak dicapai, informasi yang tepat waktu dan dapat terpercaya, serta memperhatikan perkiraan keadaan yang akan datang. Oleh karena itu, perencanaan membutuhkan pendekatan rasional ke arah tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Untuk itu, perencanaan membutuhkan data dan informasi agar keputusan yang diambil tidak lepas kaitannya dengan masalah yang dihadapi pada masa yang akan datang. Dengan demikian perencanaan yang baik hendaknya memperhatikan sifat-sifat kondisi yang akan datang, dimana keputusan dan tindakan efektif dilaksanakan.  Itulah sebabnya berdasarkan kurun waktunya dikenal perencanaan tahunan atau rencana angka pendek (kurang dari lima tahun), rencana jangka menengah/ atau sedang (5-10 tahun) dan rencana jangka panjang (diatas 10 tahun).
Menurut Albert Silalahi: Perencanaan merupakan kegiatan menetapkan tujuan serta merumuskan dan mengatur pendaya gunaan manusia, informasi, finansial, metode dan waktu untuk memaksimalisasi dan efektivitas pencapaian tujuan.
Adapun Menurut William H. Newman dalam Abdul Majid: mengemukakan bahwa “ Perencanaan adalah menentukan apa yang akan dilakukan. Perencanaan mengandung rangkaian-rangkaian tujuan, menentukan kebijakan, penentuan program, penentuan metode-metode dan prosedur tertentu dan penentuan kegiatan berdasarkan jadwal sehari-hari.
Dari pengertian diatas perencanaan dapat diartikan sebagai kegiatan menentukan tujuan dan merumuskan serta mengatur pendayagunaan sumber-sumber daya: informasi, finansial, metode dan waktu yang diikuti dengan pengambilan keputusan serta penjelasannya tentang pencapaian tujuan, penentuan kebijakan, penentuan program, penentuan metode-metode dan prosedur tertentu dan penentuan jadwal pelaksanaan kegiatan.
Sedangkan pengertian bimbingan adalah suatu proses membantu individu melalui usahanya sendiri untuk menemukan dan mengembangkan kemampuannya agar memperoleh kebahagiaan pribadi dan kemanfaatan sosial. Dan pengertian konseling adalah serangkai hubungan langsung dengan individu yang bertujuan untuk membantu dia dalam merubah sikap dan tingkah lakunya.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian perencanaan BK adalah langkah penting untuk merumuskan mengenai apa yang diharapkan dan apa yang harus dilakuakan. Perencanaan ini harus dilakukan secara matang dan sistematis hingga evaluasi programnya. Atau juga dapat diartikan bahwa perencanaan BK adalah penentuan serangkaian tindakan atau usaha yang dilakukan lembaga pendidik (konselor) kepada siswa (Klien) agar menyesuaikan diri dengan memuaskan diri dalam lingkungan dimana mereka hidup agar tercapai tujuan yang diinginkan oleh konselor dan klien.

B. Manfaat Perencanaan BK
Adapun manfaat dan kegunaan dilakukannya perencanaan program secara matang yaitu: adanya kejelasan arah pelaksaan program bimbingan dan konseling, adanya kemudahan mengontrol dan mengevaluasi kegiatan bimbingan dan konseling dilakukan dan untuk terlaksanyanya program kegiatan dan bimbingan konseling secara lancar, efektif dan efisien.
Program bimbingan atau perencanaan BK yang tersusun dengan baik bagi siswa sebagai penerima layanan maupun bagi konselor sekolah sebagai pelaksana layanan. Natawidjaja (Surur, 2004:39) mengemukakan keuntungan atau manfaat perencanaan tersebut adalah:
1. Memungkinkan para petugas bimbingan menghemat waktu, usaha, biaya dengan menghindarkan kesalahan-kesalahan dan usaha coba-coba yang tidak.
2. Memungkinkan siswa untuk mendapatkan pelayanan bimbingan secara seimbang dan menyeluruh, baik dalam kesempatan ataupun dalam jenis pelayanan bimbingan yang diperlukan.
3. Memungkinkan setiap petugas mengetahui dan memahami perannya dan mengetahui bagaimana dan dimana mereka harus melakukan upayaa secara tepat.
4. Memungkinkan para petugas untuk menghayati pengalaman yang berguna untuk kemajuan sendiri dan untuk kepentingan para siswa yang dibimbingnya.
C. Tujuan Perencanaan BK
Perencanaan dan penyusunan program bimbingan dan Konselling adalah suatu program yang dirancang secara Sistematis, terorganisir dalam jangka pendek maupun jangka panjang sesuai dengan waktu yang sudah ditetapkan. Perencanaan dilakukan agar program bimbingan yang akan dijalankan oleh guru pembimbing/ konselor menjadi lebih efektif, dan efisien serta dapat di evaluasi. Sedangkan tujuan utama guru adalah agar guru dapat membimbing, mengarahkan secara efisien, efektif dan sistematis. Perencanaan juga memiliki tujuan agar semua terorganisir oleh pihak sekolah sehingga tidak terjadi kesalah pahaman.
Menurut eddy M ( Haryati,2003:13) tujuan penyusunan program bimbingan dan konseling agar guru pembimbing memiliki pedoman, sehingga kegiatan bimbingan dan konseling disekolah dapat terlaksana dengan lancar, efektif, dan efisien, serta dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Sejalan dengan itu pengurus besar ABKIN (Surur,2004:38) menyatakan bahwa tujuan penyusunan program bimbingan dan konseling ialah agar guru pembimbing memiliki pedoman yang pasti jelas dan jelas, sehingga kegiatan bimbingan dan konseling disekolah dapat terlaksana dengan lancar, efektif dan efisien, serta hasil-hasilnya dapat dinilai.
D. Impementasi Perencanaan Dalam BK  
Aktualisasi pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling  perlu di sadari bahwa berbeda dengan bidang studi yang lain yang sudah terjadwal secara rinci dan jelas. Sedangkan pada konselor kegiatan dapat dilakukan didalam kelas dan di luar kelas. Sehingga konselor di tuntut mampu mengalokasikan kegiatan-kegiatan yang ada di dalam kelas dan di luar kelas sehingga kegiatan berjalan dengan baik dan dapat mencapai tujuan  yang telah ditentukan. Selanjutnya  kegiatan  yang telah di laksanakan dievaluasi secara komprehensif yang mencakup penilaian personil, program dan penilaian dampak/hasil baik dalam jangka pendek.
            Manajemen  bimbingan dan konseling  yang terarah sistimatis merupakan  manifestasi  dan  akumulasi pelayan  bimbingan dan konseling  sehingga merupakan  salah satu indikator kerja konselor, selanjutnya dengan manejemen bimbingan dan konseling yang  sistimatis dan terarah yang baik pada gilirannya akan meberikan panduan pelaksaan  kegiatan  bimbingan dan konseling sekaligus menghilangkan kesan bahwa konselor bekerja  sifatnya  isendenta bersifat  kuratif, semata- mata sehubungan dengan konsep menejemen maka penerapan  impelementasi  manejemen bimbingan dan konseling merupakan salah satu menifestasikan suatu kegiatan yang sistematis tentang bagaimana merencanakan suatu aktifitas bimbingan dan konseling . Bagaimana menggerakan sumber daya manusia yang ada dalam organisasi bimbingan dan konseling untuk mencapai tujuan, mengawasi  bagaimana kegiatan bimbingan dan konseling berjalan dan menilai kegiatan bimbingan konseling.
1.        Planning (perencanaan)                                 
Perencanaan (planning) adalah pemilihan atau penetapan tujuan –tujuan organisasi . penentuan strategi kebijaksanaan proyek, program, prosedur, midode, sestem, anggaran dan standar yang di butuhkan untuk mencapai tujuan.
Bentuk bentuk layanan  binbingan dan konseling  adalah sebagai berikut
a.    Layanan orentasi , layanan oreantasi adalah  layanan bimbingan  yang dilakukan untuk  memperkenalkan  siswa baru  atau seseorang terhadap lingkungan  yang baru dimasuki, yang bertujuan untuk membantu individu agar  mampu menyesuakan diri  terhadap lingkungan  atau situasi yang baru.
b.     Layanan informasi, layanan informasi adalah  merupakan suatu  layanan  yang berupa  memenuhi  kekurangan individu  dan informasi  yang mereka perlukan.
c.    Layanan pembelajaran , layanan pembelajaran adalah  yang memungkinakan peseta didik mengembangkan  sikap dan kebiasaan  belajar dengan baik , tujuanya adalah untuk  agar peserta didik  dapat mengembangkan  dan belajar dengan baik.
d.   Layanan konseling perorangan, layanan konseling perorangan adalah merupakan  layanan yang memungkinkan  peserta didik mendapatkan layanan langsung tatap muka, tujuan layanan konseling perorangan  agar klien  memahami.
Berikut ini contoh bagan perencanaan program BK :


 








BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari dapat disimpulkan bahwa pengertian perencanaan BK adalah langkah penting untuk merumuskan mengenai apa yang diharapkan dan apa yang harus dilakuakan. Perencanaan ini harus dilakukan secara matang dan sistematis hingga evaluasi programnya. Atau juga dapat diartikan bahwa perencanaan BK adalah penentuan serangkaian tindakan atau usaha yang dilakukan lembaga pendidik (konselor) kepada siswa (Klien) agar menyesuaikan diri dengan memuaskan diri dalam lingkungan dimana mereka hidup agar tercapai tujuan yang diinginkan oleh konselor dan klien.
Adapun manfaat dan kegunaan dilakukannya perencanaan program secara matang yaitu: adanya kejelasan arah pelaksaan program bimbingan dan konseling, adanya kemudahan mengontrol dan mengevaluasi kegiatan bimbingan dan konseling dilakukan dan untuk terlaksanyanya program kegiatan dan bimbingan konseling secara lancar, efektif dan efisien.
Menurut eddy M ( Haryati,2003:13) tujuan penyusunan program bimbingan dan Konseling agar guru pembimbing memiliki pedoman, sehingga kegiatan bimbingan dan konseling disekolah dapat terlaksana dengan lancar, efektif, dan efisien, serta dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Sejalan dengan itu pengurus besar ABKIN (Surur,2004:38) menyatakan bahwa tujuan penyusunan program bimbingan dan konseling ialah agar guru pembimbing memiliki pedoman yang pasti jelas dan jelas, sehingga kegiatan bimbingan dan konseling disekolah dapat terlaksana dengan lancar, efektif dan efisien, serta hasil-hasilnya dapat dinilai.




DAFTAR PUSTAKA
Fattah Nanang. 1999. Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Supardi, Syah Darwyan. 2010. Perencanaan Pendidikan suatu pendekatan Praktik .Jakarta: Diadit Media
Susanto Ahmad. 2018. Bimbingan dan Konseling di Sekolah Konsep, Teori, Dan Aplikasinya. Jakarta: Prenadamedia Group
M. Luddin Abu Bakar. 2010. Dasar-dasar Konseling Tinjauan Teori dan Praktik. Bandung: Citapustaka Media Perintis
A Hallen. 2005. Bimbingan & Konseling.Ciputat: Ciputat press

Komentar

  1. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus
  2. Terimakasih, makalah ini sangat membantu saya

    BalasHapus
  3. Makasih banyak....makalah ini sangat membantu sekali...

    BalasHapus
  4. Makalah ini sangat bagus dan mudah untuk di mengerti.
    Semoga makalah ini bermanfaat untuk kita semua.

    BalasHapus
  5. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus
  6. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus
  7. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus
  8. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus
  9. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus
  10. Sangat bagus dan sangat menarik

    BalasHapus
  11. Alhamdulillah makalah tersebut sangat membantu
    Terimakasih banyak saya sampaikan kpd team penyusun

    BalasHapus
  12. Semoga bermanfaat untuk saya dan yang lainnya. Amin.

    BalasHapus
  13. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus

Posting Komentar